• , , ,

    Puitik dari Proses, Data, dan Peristiwa

    Meninjau Pameran Tunggal Dyah Retno, berjudul ∆HRT =∆HOR+(∆HP-HR), kita bisa mengelaborasi konsep “proses”, “data”, dan “peristiwa”. Juga tentang apa yang ditawarkan oleh upaya-upaya yang memilih untuk mengesampingkan konvensi-konvensi mapan terkait modus presentasi karya seni keramik. Tawaran dari upaya itu, antara lain, ajakan untuk mengempang sajian-sajian praktis yang mengistimewakan—atau yang berorientasi pada tujuan—objek final.

  • , , ,

    Catatan Menuju Biografi Benda-benda

    Upaya Kamarkost.ch memanfaatkan benda-benda domestik dan tubuh performer sebagai komponen atau fragmen kolase, secara tidak langsung, tengah membangun suatu platform katalogisasi benda-benda dan tubuh.

  • , , , , ,

    Guru Literasi Media: Meninjau gagasan-gagasan estetika inklusif Otty Widasari

    Literasi media dalam pengertian Otty bukanlah bagaimana mempelajari cara menggunakan media, melainkan bagaimana mengkritisi fenomena masyarakat dalam menyikapi media, serta menanggapi reaksi-reaksi sosial masyarakat terhadap fenomena itu. Ini pulalah yang menunjukkan bahwa, dalam kesenian Otty, oprek sosial merupakan pendekatan terpenting dalam menerjemahkan basis-basis pengetahuan literasi media tersebut ke dalam praktik artistik dan estetikanya.

  • , , , ,

    Pesta Liturgis Rambo

    Karya seni performans It’s My Party-nya Rambo, bisa dibilang, merupakan semacam noema dalam pengertian fenomenologis Husserl, sedangkan aksinya untuk merujuk objek kue dan pesta, merupakan noesis. Dalam konteks ini, representasi dapat dilihat sebagai suatu gaya ungkap yang tidak melulu harus dilandasi oleh keberadaan fisik suatu objek, karena analisa inferensial fenomenologis memungkinkan kita untuk memikirkan dan…

  • , , ,

    Di Hadapan Sinema Metacitra

    Farocki mendekati citra layaknya filsuf mempertanyakan manusia. Di film ini, kredo itu kiranya muncul dalam adegan seorang prajurit yang menerangkan pekerjaannya sebagai ahli forensik visual: “Filsuf bertanya: ‘Apakah manusia itu?’; Aku bertanya: ‘Apakah citra itu?’”

  • , , ,

    Organisasi Pandangan dengan Cermin dan Ruang

    Pada Self Portrait, tema yang bergaung ialah kemungkinan-kemungkinan untuk mengurai logika rupa, perspektif, dan juga pengorganisasian gerak audiens. Meskipun Ragil tidak berangkat dari gagasan seni abstrak, penampilan Self Portrait bagaimanapun menunjukkan sebuah gejala artistik yang bisa mengingatkan kita pada upaya Konstruktivisme dalam mentransformasi unsur-unsur taktilitas dan gerak perseptual yang ada dalam karya seni ke suatu…

  • , , ,

    Aksi Dari Fakta Ungkapan

    Imaterialitas tubuh dalam The Absence of Body Itself justru menegaskan materialitas tanda jika, secara konseptual, kita meletakkan kedudukan tubuh sebagai bagian dari tanda yang menjadi bahasa performatif karyanya.

  • , , , ,

    Tentang Meta-Dramatik

    Praktik Timoteus Anggawan Kusno dalam pameran Ghost Light adalah “meta-dramatik dari uraian tentang meta-fiksi”; itu menjadi pilihan yang cukup relevan sebagai proposisi, mengingat apa yang kita maksud “meta-fiksi” pada dasarnya bukan merupakan sajian utama.

  • , , ,

    Di mana Anti-narasi Visual Gegerboyo?

    Dalam konteks gambar Gegerboyo, proses fusi ialah “gambar yang bersekuens”, dan antisipasi terhadap “ilusi dari proses fusi” yang kita maksudkan kemudian adalah antisipasi terhadap “ilusi sekuens”. Hal ini penting untuk diamati dalam rangka melihat potensi lainnya dari “anti-naratif” Gegerboyo.

  • , , ,

    Di mana Produksi Visual Gegerboyo?

    Bisa dibilang bahwa, “memori fisikal” dari “proses produksi”-lah yang tengah dikedepankan dan menjadi tujuan Gegerboyo daripada sekadar arti tekstual yang—sebagaimana biasanya kita harapkan akan—dinarasikan dalam gambar-gambar tersebut. Dengan kata lain, gambar-gambar Gegerboyo bukan sedang “menarasikan hal”, melainkan “mensituasikan kita”.

Blog di WordPress.com.

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai